Minggu, 02 Oktober 2011

With You Always

”Luna” panggil seseorang dari kejauhan. “hufh..hufh..capek aku, kamu cepet banget jalannya” gerutu Neza. “…”Luna hanya diam. “lho Lun kamu kenapa? Sakit?” tanyanya lagi. “nggak Za, aku Cuma gak nyangka besok kita sudah bukan anak SMP lagi”Jawabnya lemas “dan mungkin semua akan lupa dengan "Bukit Sahabat’’ tambahnya. “ gak mungkin lah” kata, Rendi dan farel yg baru datang, “betul itu” tambah Zara dan Sandra yg juga baru batang.”kamu ini mikirin yg gak-gak aja, kita ini kan sudah sehati” kata Rendi sanbil memandang Luna yang sedari tadi tertunduk. “ehemm.. yg sehati itu kita atau kalian berdua sich??” Tanya Neza dengan nada menggoda. Luna dan Rendi hanya tersenyum memerah. “Tapi guys aku mau bilang sesuatu, aku ma Zara bakal sekolah di Surabaya ikut nenek” kata Neza memecah keheningan“well kita masih tetep sahabat, kita janji akan balik lagi” lanjut Zara. “Ok ga da salahnya, kita kan masih bisa tetep kontak lewat HP atau e-mail” kata farel & Sandra bergantian. “ lha trus kalian berdua?” Tanya Luna. “Art school the star pastinya!! Tujuan awal kita Lun” jawab farel & Sandra. Tanpa ada yg tahu Rendi hanya tertunduk tak menjawab, lalu saat sinar terang menyilaukan matanya Ia bangkit dan berkata lirih “Sunset...” “iya, indah sekali ya..!” respon Luna. Rendi cukup terkejut Luna mendengar perkataannya yg sangat pelan, sontak Ia memandang Luna yg terpaku melihat matahari terbenam dengan mata yang berkaca- kaca. Tanpa Ia sadari Rendi berkata “Aku berjanji..!! 3 tahun lagi di tanggal yg sama kita akan berkumpul di sini, seperti saat ini !!!”. kata –katanya membuat semua sahabatnya terharu dan hampir menangis. “Fuuu..fuuu” suara kapal dari dermaga di bawah bukit sahabat menyadarkan mereka dari lamunan sedih. “Rendi benar.. aku juga berjanji kita akan bertemu lagi disini” kata Luna memecah keheningan. “aku juga! Pastinya! aku janji! aku juga ikut!” kata sahabatnya mengikuti. “Waktunya pulang, bye Ren, Lun” kata Neza, Zara, farel, dan Sandra yang sengaja meninggalkan Luna dan Rendi. Yang ditinggalkan hanya melambaikan tangan. “emm…Lun, nanti malam kamu mau nggak jalan sama aku?” kata Rendi. “Oh..boleh, tapi tumben amat?!” tanggap Luna. “udah ntar ku kasih tahu, ku jemput jam 7 yach!” tambah Rendi . “Ok, sekarang ayo pulang” jawab Luna. “iya, ayo” tanggap Rendi dengan nada penuh keriangan.
Pukul 19.00
From: Rendi
“Luna aku dah di depan, cepet turun” sms di HP Luna.
“Ma, pa aku mau jalan- jalan dulu yaa..” pinta Luna. “ iya boleh, jangan pulang larut Lun” jawab papa Luna “ kamu sama siapa?”tambah mama luna. “ ya pasti sama Rendi la ma” potong kak Kiki. “oh ya, Kiki mama dan papa mau pergi ke rumah tantemu. Pulangnya larut malam jadi kamu jaga rumah ya” . “ ok dech ma” jawab kak Kiki. Luna segera turun menemui Rendi yang menunggunya. Setelah membuka pintu Luna heran melihat Rendi yg bepakaian super keren. Namun Rendi langsung menarik tangan Luna dan membawanya naik ke motornya dan tancap gas. Di tengah perjalanan Luna bertanya “kita ke bukit?” “tidak” jawabnya cepat “ke dermaga” tanyanya lagi “bukan, nanti juga tahu” jawab Rendi. Luna hanya diam melihat indah laut dermaga hingga motor Rendi berhenti di bukit kecil di belakang dermaga. Luna mengamati bukit kecil yg tidak lebih tinggi dari bukit sahabat namun lebih rimbun dan gelap. Luna yg takut gelap hanya menelan ludah lalu berkata “ini menyeramkan Ren”. “Tenang saja, aku akan selalu di sampingmu” kata Rendi menenangkan. Luna berjalan dengan kaki gemetar dan hati yang was- was, sementara Rendi yang melihat Luna ketakutan hanya tersenyum. Cukup lama mereka berjalan dalam keheningan sampai Luna tak sanggup membendung rasa takutnya dan membentak Rendi “Ren, mengapa mengajakku ke tempat seperti ini!! Kau kan tahu aku takut gelap!!!” kata luna. Rendi sontak berhenti sejenak dan berkata “Aku takkan mengajakmu kemari bila hanya untuk membuatmu takut, aku yakin kau takkan menyesal datang kemari” jelasnya seraya mengandeng tangan Luna. Akhirnya Luna mencoba untuk terus berjalan dan percaya pada Rendi. Tak lama setelah itu Rendi berbisik “kita telah sampai”. Menderngarnya Luna merasa lega, namun ragu karna yang dilihatnya hanya semak – semak tinggi dan samar – samar mendengar suara air. Rendi memandang Luna Sejenak lalu berkata “tutup matamu sebentar”, “memangnya kenapa” jawab Luna yg sembuh dari rasa takutnya. “sudah, lakukan saja!” kata Rendi. Lunapun memejamkan matanya Rendi menuntunya melewati semak –semak tinggi dan berhenti. “buka matamu” pinta Rendi, Luna yg agak ragupun membuka matanya perlahan “ hahh…” kata Luna yg takjup melihat apa yg dilihatnya. Ia melihat aliran sungai yg membentuk danau kecil jernih dengan ikan –ikan kecil didalamnya, sebuah pohon rindang di sebelah kiri danau yg indah dan terlihat nyaman, pantulan sinar rembulan yg terlihat indah, puluhan bahkan ratusan kunang – kunang berterbangan di atas danau & saat itu tiba – tiba lampu yg tak kusadari adanya menyala indah dan membentuk tulisan Just for you. Aku memandang Rendi dan berkata “Ren ini indah sekali”, Rendi tersenyum dan berkata “ini bukan apa –apa, ayo ikut aku ke bawah pohon rindang itu”. Rendi mengambil sesuatu dari balik pohon yg ternyata adalah gitar kesayangannya, lalu mengikutiku yg sudah duduk duluan di bawah pohon. Ia hanya memainkan instrument dengan nada pelan. Lalu berkata “Lun, aku mengajakmu kemari bukan tanpa alasan” katanya, “iya, aku tahu ini pasti penting” jawab Luna sambil memendang para kunang – kunang. “tapi, apa itu” lanjutnya, “kau bisa memilih no. 1 /2?” Tanya Rendi. “emm…aku pilih no…. 1”kata luna ceria berharap pilihannya benar. “no. 1 ya, baiklah dengarkan aku dengan sungguh – sungguh” lalu “Lun aku..sebenarnya… Laluna Clara Putri AKU MENYUKAIMU !!!” kata Rendi meyakinkan, tiba – tiba lampu bertuliskan just for you berganti menjadi I love you. Luna cukup kaget dan diam sejenak lalu raut muka kagetnya berubah menjadi senang dengan senyum indah lalu berkata “terimah kasih Ren, aku juga menyukaimu” katanya, Rendi memindahkan gitarnya lalu memeluk Luna dan berkata “benarkah” Luna hanya mengangguk. Rendi melepas pelukannya dan berkata “Ini belum selesai. Berita ke2, aku tidak melanjutkan sekolah di Art School the Star, tapi aku akan sekolah di Art School Melody di Jakarta karna Kakak dapat beasiswa perguruan tinggi di sana” jelas Rendi “setelah membuatku tertawa apa kau mau membuatku menanggis?” komentar luna “aku tak bisa menolak kalau tetap di sini kakak tak akan mampu membayar sewa. Tapi tentu aku akan kembali, aku kembali 3 thn lagi aku berjanji” kata Rendi cemas dengan jawaban Luna tadi, “ tentu saja aku bisa mengerti, tapi bisakah aku percaya janjimu? “ katanya tenang “ syukurlah, aku tahu kau akan mengerti, dan tentang janjiku tak perlu kau ragukan aku kan tetap jadi milikmu sampai kapanpun” jawab Rendi penuh semangat. “baiklah aku juga punya janji yg sama, btw kapan kau berangkat?” kata Luna, “lusa malam pukul 19.00 dengan naik kapal, aku harap kau memberitahu yang lain tentang kepergianku sepulang pendaftaran di Art School the Star” pinta Rendi “ok” jawab Luna. Mereka melewati malam dengan mengobrol dan melihat pemandangan sekitar yg indah. Cukup lama sampai Luna dapat merasakan dingin malam, Rendi yg menyadari itu langsung memakaikan jaketnya ke Luna lalu melihat jam tangannya, “pantas saja sudah jam 20.30, ayo pulang!” Luna hanya megangguk. Rendi mengantar Luna pulang hingga di depan pintu, lalu Rendi mengetuk pintu “tok..tok..tok..”. tak lama kemudian pintu dibuka lalu kak Kiki berkata “kalian sudah pulang.. mampirlah dulu Ren” katanya, “tidak kak ini sudah malam, sekalian pamit pulang ya kak” jawab Rendi. Kak Kiki tersenyum dan berkata “ok” kemudian Rendi menuju sepeda motornya dan pergi. Luna dan kak Kiki pun masuk ke rumah. “papa dan mama belum pulang?” Tanya Luna sambil menaiki tangga, “belum, seperti biasa” jawab kak Kiki santai sambil nonton TV, “aku tidur duluan ya kak..” kata Luna malas, “ya udah sana” jawab kak Kiki.

nyanbung abiezz UTS yach...

Leo

sang raja langit
Tugas pertama dari Dewi Hera kepada Herkules adalah membunuh singa bernama Nemea. Nemea adalah singa yang kulitnya tidak dapat di tembus oleh besi, perunggu, dan kayu. Oleh karena itu Herkules mengandalkan kekuatannya. Pada akhirnya Herkuleslah yang menang, Dewi Hera mengirim jiwa sang singa jauh ke atas langit untuk mengenang pertarungan hebat mereka.
Rasi ini mudah dikenali. Terletak pada asensiorekta 11h dan deklinasi 150, dan tampak jelas dilihat pada bulan April di langit belahan bumi utara. Untuk menemukan Rasi Leo, akan lebih mudah menemukan Rasi Ursa Mayor/ Bintang Tujuh/ Gayung/ Biduk lalu ikuti bentuk gayung tersebut mulai dari pegangan sampai bagian bawah gayung. Kita akan menemukan bintang terang Regulus. Kemudian kita akan melihat tanda tanya terbalik yang ada di sebelah atasnya, itu adalah kepala singa Nemea. Kita akan melihat Rasi Leo seutuhnya.
JULUKAN
Persia : ser
Turki : artan
Syria : aryo
Yahudi :arye
Babylonia :aru
Berbagai macam julukan dan nama namun hanya satu maknanya yaitu SINGA NEMEA