Kamis, 17 November 2011

With You Always part 2
       Esok paginya..
Luna terbangun karna merasa tubuhnya diguncang – guncang, saat Ia membuka matanya kak Kiki sedang berbicara agak keras “Luna bangun Lun, uda pagi nih..!! cepet mandi hari ini kan hari pertama pendaftaran!!” lalu Luna menjawab “iih kakak aku da tau hari ini pendaftaran, tapi aku males soalnya Rendi ga ikut” jawabnya lesu “kenapa? Oh ya, aku blom dapat PJ lho!!” tanya kak Kiki, Luna hanya diam lalu “kak Rendi akan nerusin sekolah di Jakara ikut kak Imel..” “kakak da tauu!” sela kak Kiki, “Imel cerita kalau bakal kuliah di Jakarta demi beasiswa dan pekerjaan.. tapi kamu harus semangat & percaya sama Rendi, dan cepetan mandi !!!” lanjutnya dengan ekspresi yang berbeda – beda.
Luna POV
Aku berjalan lemas ke kamar mandi, dan juga mempercepat mandiku karna aku hamper terlambat. Setelah mandi dan ganti baju aku segera menyiapkan barang bawaanku. Ku lihat ponselku berbunyi, itu telfon Rendi dan segera ku angkat.
“halo.. da apa atha” (atha : panggilannya Rendi dari namanya Rendi Agatha putra)
“loha, ara ingat jangan beritahu mereka kepergianku sampai nanti malam” (ara : panggilannya Luna dari namanya Laluna Clara Putri )
“iya aku ingat, telfon aku yah.. aku akan mengantar kepergianmu”
“aku tahu, sudah siap untuk pendaftaran bukan?”
“udah kok, tinggal menunggu mereka” lalu terdengar “Lun cepetan temenmu udah nungguin”
“ nah tuh da dateng, have a nice day ya ara”
“sulit tanpamu.. atha.. Udah yah bye..”
“bye”
Aku menutup telfon lalu berlari kecil menuruni tangga, dan kulihat teman – teman menungu di balik pintu. Aku berpamitan pada kak Kiki, dan segera berangkat.
Normal POV
Karena jarak sekolah tidak jauh mereka berangkat dengan sepeda, lalu Farel bertannya “Lun, Rendi mana???” “iya, kok ga` ikut??” tambah Sandra.
“Rendi, dia emmmm….. dia ada urusan ga bisa ikut kita hari ini” jelas Luna “oooooohh…….” Jawab keduannya kompak.
Setelah 15 menit mereka sampai di sekolah yang besar dan ramai, sesegera mungkin mereka mrndaftarkan diri. Setelah menuggu panggilan untuk tes, mereka pulang dan tinggal menunggu telfon. Sore harinya luna menggirim sms ke sahabatnya “guys nanti malem jam 19.00 kita bertemu di dermaga ada urusan penting, PENTING!!!!!”
Satelah menggirim sms itu Luna mematikan ponselnya dan pergi ke pusat kota. Setelah 2 jam pergi, Luna kembali dengan membawa tas kecil. Karna sudah jam 17.00 ia bergegas mandi dan bersiap – siap. Setelah selesai dgn urusannya jam menunjukkan pukul 18.30. lalu Ia menghidupkan ponselnya dgn 10 sms pertanyaan dari 2 tmnnya yg hanya diabaikan, Ia berniat berangkat lebih awal. Luna berpamitan pada kedua orang tuannya yg baru saja pulang.
Saat Luna sampai kapal yg akan di naiki Rendipun belum tiba. 5 menit berlalu sampai ia mendengar namanya di panggil. “Rendi” ucapnya lirih. “sudah lama? Mana yg lain?” tanyanya “tidak… belun” jawab Luna. “ooo…” tanggap Rendi dgn memaksakan senyum.
“emmm….Ren, ini untukmu bukalah saat sudah sampai” ucap Luna sambil memberikan tas yg dibawanya. “Rendi Luna” teriak Sandra & Farel “jadi kalian memang dgn memaksakan senyum.
“emmm….Ren, ini untukmu bukalah saat sudah sampai” ucap Luna sambil memberikan tas yg dibawanya. “Rendi Luna” teriak sahabatnya “jadi kalian memanggil kami karena ingin member tahu kalian jadian?” tanbah Farel, “tapi mengapa tasmu besar sekali Ren?” Tanya Sandra heran. Luna hanya diam.
“emmm…begini (Rendi menjelaskan tentang kepergiannya)” jelasnya, kedua temanya hanya diam, kemudian Farel menganbil gantungan ponselnya yg terbuat dari emas putih dgn lambang huruf “BF” (best friend) dan memberinya pada Rendi, “nih buat kenang- kenangan” katanya. Zara pun mengambil buku dgn judul “forever” dari tasnya, Sandra mengambil flashdisk dan berkata “didalamnya ada video, foto, lagu yg kita ciptakan bersama dan semua tentang kita, aku sudah punya copynya di rumah”, dan Neza memberikan bola basketnya pada Rendi. Rendi tersenyum “terima kasih, kalian luar biasa” lalu terdengar “fuuu..fuuu”. “Ren, itu kapal kita” kata kak Imel sambil berlari ke arah Rendi. Rendi memeluk 4 sahabatnya dan terakhir ai memeluk Luna, lalu segera menaiki kapal yg telah menunggu.
Terlihat Rendi melambaikan tangannya, lalu semakin jauh dan menghilang. Hanya Luna yang masih berdiri di situ, memandang luas laut hingga matahari terbenam. Luna pulang dengan pikiran galau, ia tak tahu apa yang akan terjadi tanpa Rendi.
Hari libur seminggu buat Luna sangat berat, ia coba menyibukkan harinya dengan membuat lagu – lagu sedih tentang ia dan Rendi, berkumpul dgn sahabatnya dan bermain basket. Luna juga selalu menceritakan hal yang terjadi padanya kepada Rendi seperti diary dan sebaliknya.
Waktu masuk sekolah
Tahun ini mos gabung dengan kegiatan pembelajaran atau materi. Luna memasuki kelas X A, sedangkan Sandra dan Farel X B. jam pertama dimulai dengan perkenalan yang menyangkut hal terkecil sekalipun tanpa terkecuali. Luna mendapati 3 orang yang hoby basket yaitu Alvin, Rakka dan Lia. 2 orang yang hoby menyanyi Alvin dan Citra, dan Luna merasa mereka akan teman baiknya.
Skip bel istirahat
“ hai namamu Luna kan?? Aku Alvin dan ini Rakka” Tanya Alvin pada Luna yang sedang ngobrol dengan Lia dan Citra (ganggu orang ngobrol aja lu Vin, Takk.. dilempar kursi). “ah.. iya hai juga Alvin, Rakka” merekapun asyik ngobrol sampai bel masuk. Dan waktu istirahat kedua mereka berlima, Sandra, Farel dan teman baru mereka ngumpul di kantin. Hari – hari dilewati mereka semakin akrap terutama Alvin dan Luna, karena memang diam – diam Alvin menaruh hati pada Luna. Alvin memang tidak tahu mengenai Rendi, dan Luna tidak tahu menganai peradaan Alvin.
Begitu banyak hal yang dilalui Luna dan Rendi tidak membuat Ia melupakan Rendi, dalam hatinya tetep hanya Rendi. Berulang kali Alvin memberi tahu perasaannya namun hanya di angap angin lalu. Hingga pada akhirnya sitelah dua tahun mencoba dan tiga kali ditolak dengan senyuman polos dari Luna membuat Alvin curiga. Sandra dan Farel merasa kasihan dan menceritakan semua tentang Rendi kepada Alvin. Alvinpun mengerti, saat hal aneh terjadi pada Rendi.
Senin, 4 juni 2012. Pukul 00.03
Dear diary
Hari ini tepat satu bulan aku hilang kontak sama sekali dengan Rendi, hari ini juga tepat dua tahun Rendi pergi. Mungkinkah Rendi telah berpaling?? Atau sesuatu yang buruk terjadi?! Semoga esok aku bisa kembali kontak dengannya.
Kemarin Luna mendengar hari ini akan ada murid pindahan dari sekolah musik di Jakarta. Luna berharap itu teman Rendi karena sampai saat ini Luna tak dapat menghubunggi kekasihnya itu, dan terus merasa curiga. Luna beruntung anak itu berasal dari sekolah yang sama dengan Rendi. Pagi ini Ia berjalan pelan namun pasti ke kelasnya, ia berharap akan mendapat jawaban.
Bel berbunyi dan kelas dimulai sesaat setelah ia sampai, tak dilihatnya sosok yang berbeda, dan kegelisahannya dirasakan oleh Alvin. “ada apa Lun? Apa sesuatu yang gawat terjadi?” Tanya Alvin. “ahh.. tidak Vin, aku baik” jawabnya asal. “kulihat tidak begitu kau sangat gelisah” katanya lagi. “aku baik Vin sungguh” jawabnya agak keras membuat Alvin mengerti Luna tidak mau diganggu.
“pagi anak – anak maaf saya terlambat, kalian kedatangan teman baru” kata pak santoso sambil memegang pundak seorang anak laki – laki dengan pakaian rapi, berambut hitam. Terlihat sangat modis, namun misterius dengan topi menutupi matanya. Beberapa teman cewekku histeris akan kedatangannya. Luna merasa aneh, ia merasa mengenal anak itu, namun pikiran itu ditepisnya.
“nah silahkan perkenalkan dirimu” kata pak santoso. “iya pak” jawabnya. Sesaat Luna tersentak, ia yakin dengan suara itu. Matanya tidak berkedip mencoba mengamati sosok di balik topi itu.
“namaku Rendi Agatha Putra” katanya polos.
“di..i..aa..Re..e..n..di..” bisik Luna terbata – bata. Alvin yang duduk bersebrangan dengan Luna mendengar kata itu, segera ia mengamati sosok Rendi.
“dulu aku tinggal di daerah sini, lalu pindah ke Jakarta dan kemudian sekarang aku kembali. Aku tinggal di jln. Pertiwi 3, blok E, desa cemara dekat pelabuhan. Aku suka bermain music, aku bisa memainkan piano, gitar dan biola. Aku rasa cukup, terimah kasih” jelasnya panjang lebar.
“baik, Rendi kau bisa duduk di sebrang Luna, Luna angkat tanganmu” kata pak santoso. Luna yang sedari tadi memandang Rendi kemudian berkata “tak perlu pak, saya ragu Rendi lupa dengan saya” katanya. Pak santoso hanya mengangguk tanda mengerti. Rendi berjalan ke arah Luna yang memandangnya marah lalu berkata “maaf ara, akan kuceritakan semuannya nanti” lalu duduk.
Skip istrahat
Rendi menarik lengan luna lembut mengajaknya ke taman belakang, di sana ia menceritakan semuanya mulai dari kemana saja ia sebulan terakhir, mengapa ia kembali lebih cepat, dan semuanya.
Luna akhirnya mengerti dan ia kembali menjadi gadis manis seperti sebulan yang lalu. Namun tanpa di sadari Alvin sedari tadi menguping pembicaraan mereka, dan saat bel masuk berbunyi ia berlari dgn raut muka kecewa meninggalkan mereka.
bakal lanjut kok sabar ya....