Malaikatku
the ending
Melody, Andrean dan keluarganyapun pulang ke rumah Melody.
“cantik sekali melody dengan senyum yang takpernah ku lihat sebelumnya”
menurutnya melody seperti sedang berada di tempat terindah. Ia tak berhenti
tersenyum sepanjang perjalanan.
“om
, makasih ya Andrean udah boleh makan di sini” ucap Andrean usai
makan. “sama-sama, om juga seneng kamu bisa makan bareng kita” jawabnya ramah.
“Om, Andrean mau pamit nih Om.
Udah sore” kata Andrean.
“Lho kok buru-buru tapi memang udah sore, kamu pulangnya Hati-hati ya”
jawabnya. Andreanpun berjalan pulang ditemani Melody.
“Mel, aku pulang ya” Andrean
berpamitan, Melody hanya mengganguk. Saat Andrean beranjak pergi Melody
berteriak “sampai bertemu di sekolah!” sambil mengayunkan tanganya. Tak lama
setelah Andrean pergi mobil putih masuk ke halaman Melody, Melodypun berlari
menyambutnya.
“astaga tante, om, lama tak berkunjung” ucapnya.
“iya Mel, tante seneng banget denger berita dari papa kamu. Tante juga
ada keperluan kemari”jawab tante Rina.
“Raffi ayo masuk, koleksi film Twilight Sagaku dah lengkap lho..!” ucap
Melody. “masak?? Jangan-jangan bajakan?” gurau Raffi.
“ya nggak lha, original tau..” jawab Melody sambil berjalan masuk
bersama Raffi.
“Susan, akhirnya Melody mu kembali mengalun merdu” kata Rina dalam
hati.
“eh Agus, Rina ku kira kalian datang besok” sambut Heru (ayah Melody)
di ruang keluarga.
“Rina kalau denger Melody ya pasti buru-buru. Lagian berapa lama kita
nggak ketemu, makin tua saja kau hahaha” gurau Agus. Rina segera pergi ke kamar
Melody.
“hai hai semua.. boleh ya kalau Melody tante pinjem dulu?” Tanya Rina
pada Melody. Melody menjawab dengan anggukan semangat dan segera menuju
tantenya.
Rina mengajak Melody ke balkon.
“Mel, karena kamu udah inget semuanya. Tante rasa tante bisa kasih ini
ke kamu” kata Rina sambil memperlihatkan liontin yang terbuka. Di dalamnya
terdapat dua foto gadis tersenyum gembira.
“karena dulu kamu selalu merasa bersalah setiap melihat foto mamamu,
tante nggak pernah bisa kasih ini ke kamu. Mama kamu ingin kamu menjaga kalung
persahabatan ia dan tante” kata Rina menjelaskan. “makasih tante, makasih
banyak selama init ante selalu ada buat melody. Selalu menjaga Melody, makasih”
seru Melody sambil terisak.
“iya sayang sama-sama” jawabnya.
Esok paginya..
“Melody..! ayo berangkat sekolah!” seru Ian keras. “iya, cerewet
banget” jawab Melody. “Ian, kemaren Raffi dateng ke rumahku kita nonton film
bareng. Seru deh rumah ga bosenin kayak biasanya, dan… blablabla…” cerita
(pamer (peace Mel)) Melody pada Ian.
Sejak sampai di kelas Ian sibuk ngumpul sama temen cowok lainnya, ga
kayak biasanya Melody dicuekin. Bahkan saat pelajaran tak ada canda gurau dari
Ian. Ia begitu serius mengerjakan tugasnya. Dalam hati Melody bertanya. “ni
orang kenapa? Salah minum obat?”
Jam istirahat
“Ian ke kantin yuk, ku traktir. Gimana?” ajak Melody. “ngak deh Mel
makasih, aku lagi ada perlu sama temen-temen” jawabnya sambil berpaling ke
temen-temen cowoknya. “hah bahkan Ian nolak gratisan!! Otaknya rusak kali..?!”
kata Melody dalam hati sambil pergi kekantin sendirian.
“loe berhasil banget bikin dia bĂȘte! Haha!” kata Dika. “ini pertama
kali melody suram” kata Raffi. “yaela guys gak perlu ada selamat, gue ga tega
tau! Kadang juga gua mikir bener ga kalau ngikutin saran loe itu Dik” kata Andrean.
“Ndre soal itu ga perlu kawatir, loe udah liat sendirikan. Tinggal sesi
terakhir di pesta topeng ntar malem” kata Dika. “semua udah gue atur, gue yakin
beres. Tapi loe yakin gak ngebolehin gue jemput Melody?” ujar Andrean. “Andrean
kalau loe jemput dia, dia bakal kenal baju sama topeng lho, trus dimana
kejutanya?” Tanya Raffi. “ya juga sih” kata Andrean.
Ting tong (bel masuk kelas)
“Ian, Loe dateng ga ke pesta topeng?” Tanya Melody. “duh sorry ya Mel,
gue ada urusan keluarga. Penting banget, jadi gue bakal ngelewatin pesta itu.
Tapi jangan gara-gara aku kamu jadi gak dateng ya..!” kata Andrean sok serius.
“ihh.. gak bakalan, ngapain juga ngelewatin pesta penting gitu..! apalagi demi
kamu, sorry ya. Aku bakal dateng meskipun sendiri” jawab Melody yang aslinya
marah. “tuh anak bener-bener nyebelin 2 !!” kata Melody dalam hati.
Lagi-lagi Andrean beralasan agar tidak mengantar Melody pulang. Dan
Melody hampir kelewat batas emosinya, di
sepanjang jalan ia terus ngedumel tentang betapa menyebalkan dan rasa bencinya
ke Andrean. “cowok semuanya sama, awalnya sok baik tapi kalau udah bosen
jeleknya keluar semua. Gak pernah gue segini marahnya kecuali sama cowok, dia
pikir dia siapa. Anak presiden, super hero, pangeran. Dia itu bukan
siapa-siapa, Cuma cowok jelek gak punya hati dan otak!!” kata Melody. Bahkan Melody
tak sadar kalau Ian sedang mengikutinya dan mendengar semua ocehanya.
“wah, Melody marah banget, dimaafin gak ya? Ah pasti dimaafin” kata Ian
dalam hati. Meskipun teman-temannya melarangnya mengantar Melody pulang, tapi
Ian benar-benar mengkawatirkan keselamatan Melody.
“nenek, Melody pulang..!” salam Melody. “ganti baju dulu baru makan
siang” tegur nenek Melody melihat Melody menuju meja makan. “iya nek, Cuma
minum bentar” katanya. “kakak baru pulang?” Tanya Rika keluar dari kamar. “iya
nich, kakak capek banget” jawabnya.
Ting-tong (bel rumah Melody)
“biar aku yang buka nek!” kata Riko bersemangat sambil berlari. “lho
kok gak ada orang?” kata Rico kebinggungan. “lho apaan tuch, jangan-jangan bom!
Tapi kok bungkusnya pink bunga-bunga?” katanya. “wah ada namanya. Untuk Melody,
oh buat kak Melody, dari siapa ya?” lanjutnya. “kak Melody ada kiriman nich”
katanya menghampiri Melody. “dari siapa ko?” Tanya Melody. “Riko juga gak tahu,
digeletakin di depan pintu” katanya.
Lantas Melody pergi ke kamar untuk membuka kirimannya. “siapa ya, yang
kira-kira iseng?” Tanya Melody dalam hati sambil menutup pintu kamarnya.
Perlahan Melody membuka kotak itu karena takut ia tertipu. “astaga! Gaun pesta
ini kan yang aku inginkan, gaun ini namanya White Snow. Siapa yang ngasih nich?
Lengkap lagi sama topengnya” gumam Melody. “dan ini, sepatu ini malah limited edition yang
kemaren kulihat di mall, eh ada
suratnya, semoga ada nama yang ngasih” lanjut melody.
Dear, princess
Aku hanya kawatir kalau kamu binggung memakai gaun apa nanti malam.
Jadi aku bantu dengan caraku, gaun dan sepatu itu tidak buruk bukan?
Ukurannya pas warnanya juga kesukaanmu, ku harap itu akan jadi gaun
Kesukaanmu.
“gitu
doing, gak ada nama pengirimnya?” kata Melody keheranan. “tapi, emang bener
gaun dan sepatu ini bagus banget” katanya. “liat aja, Andrean pasti bakal
nyesel gak bisa liat aku pakek gaun ini ntar malem. Biar tau rasa dia” keluh
Melody. Ia kemudian mengambil tas jinjing biru dan turun ke ruang keluarga.
“nenek, Melody mau pergi ke salon dulu ya…” pamitnya.
“tadi katanya gak mood ke pesta? Kok masih
siang udah siap-siap?” Tanya Nenek. “iya nih nek, mendadak good mood, bye nek”
ujar Melody seraya pergi.
Sementara
itu Raffi dan teman-temannya sedang sangat sibuk menata segala sesuatu untuk
pesta nanti malam. “Raffi, kebutuhannya udah lengkap belom?” Tanya Dika.
“tenang
aja Dik, tinggal dipasang aja kok” jelas Raffi. “pengisi acara, Mc, konsumsi
gimana?” Tanya Dika. “iya udah, bawel banget sich. Bantuin ngapa?” protes
Raffi. “iyalah ffi, iya” jawabnya.
Jam
18.30, Rumah Melody
“astaga,
kenapa ada gaun yang seindah ini” kata Melody melihat bayangan dirinya di kaca.
“malam ini akan jadi kenangan besar buat gue,
sayang banget dia malah ngak ikut!” lanjutnya.
“
Mel, jadi minta anter ga?” Tanya kak Nova dari balik pintu. “eh iya kak, maaf
lama” jawab Melody keluar dari kamar.
“wihh, Mel cantik banget sich. Kakak anterin
pakek CBR dengan kecepatan 100km/ jam mau?” goda kak Nova. “boleh, kalau kakak
pengen Melody kena serangan jantung” kata Melody meladeni. “hahaha… udah ah ayo
berangkat” kata kak Nova. Sekejap mobil sedan hitam melaju.
Setelah
masuk ke ruang pesta Melody dapat mengenali Diene dan Cintya yang sedang
ngobrol.
“hai guys” sapanya. Cukup lama sampai Cintya
menjawab
“wait,
are you Melody? Melody kamu cantik banget!” katanya. “hampir aja gak ngenalin
kamu Mel, kamu kayak malaikat dech, apalagi gaun white snow itu” kata Diene.
“bisa aja, malaikat itu terlalu berlebihan” kata Melody.
“ok
everybody let’s dance. Couple dance” kata Raffi sbagai mc dan alunan music
lembut pun dimainkan.
“Diene
mau kan dansa sama aku” kata cowok berbaju coklat yang jelas adalah Dika.
“boleh” jawab Diene. “Cin let`s dance with me” ajak Raffi. “like you say, let’s
dance” jawabnya.
“sepupuku
yang cantik, aku duluan ya” pamit Raffi mengoda Melody.
“sendirian
princess?” Tanya seseorang berpakaian white snow couple dengan Melody.
“princess? Kamu yang ngasih gaun ini?” Tanya
Melody.
“bisa jadi iya, tapi ngak penting” jawabnya
seraya menarik tangan Melody untuk dansa.
“caranya maksa orang kayak Ian, tapi ngak
mungkin” Melody berbisik dalam hati. Orang di depannya ini begitu memukau
Melody dengan cara dansanya, senyumannya dan cara bicaranya yang menurut Melody
seperti dibuat-buat. Sesaat Melody lupa tujuannya datang untuk menunjukkan
seberapa tidak pentingnya Ian, meskipun Ian sebenarnya memang penting.
“sedang
mencari seseorang?”
“hmm..
tidak, hanya sedang memikirkan seseorang yang sangat menyebalkan” keluh Melody.
“hahaha…
tapi bukankah dia istimewa?”
“entahlah,
kurasa aku kenal dirimu”
Seketika
Melody menarik topeng yang dikenakan Ian, sontak Melody kaget melihat Ian
“astaga
Mel, kufikir kejutan ini nantinya akan
berhasil. Tunggu sampai orang yang mengatur semua ini datang memarahimu”
“sudah
kuduga, kejutan apa?”
“karna
sudah terlanjur. Kufikir kita langsung saja teman-teman”
Katanya
memberi petunjuk.
“Melody hari ini adalah hari terindah, kecuali bila
dirimu menolak menjadi pacarku”
“hari
ini adalah hari terindah untukmu, dan tentu saja untukku”
“benarkah,
sungguh tadinya aku sudah cemas kau akan menolakku”
“sudahlah
jangan banyak bicara, Raffi mainkan musiknya!!”
Dan
mereka menikmati hari terindah dalam hidup mereka
tamat