Kamis, 29 Desember 2011

miracle

Miracle
By: super junior
Life couldn`t get better
Life couldn`t get better
       Jigumkaji no obdon shiganun Odumiojyo (with out you baby)
        Norul mannan hu naui senghwarun Kumman gathayo (baby)
  Norul chum bon sungan (chom bon sungan)
   A miracle (a miracle)
   Nan nukkyojyo gijogun Baro noragol
Chorus:
Life couldn`t get better (hey~) 
Nan nol pume ango nara
Purun darul hyanghe nara (ho~) 
Jamdun noui ib machul koya
Life couldn`t get better (hey~) 
Noui mame munul yoro jwo
Gude ne sonul jabayo
Life couldn`t get better

Meil meil pyongbomhetton nal duri Ijen dalla jyossoyo (a holiday)
Sesang modun saramduri Hengboghe boyoyo (I wanna thank you baby)
                    Norul chum bon sungan (chom bon sungan)
A miracle (a miracle)
 Nan nukkyojyo gijogun Baro noragol

Life couldn`t get better (hey~) 
Nan nol pume ango nara
Purun darul hyanghe nara (ho~) 
Jamdun noui ib machul koya
Life couldn`t get better (hey~) 
Noui mame munul yoro jwo
Gude ne sonul jabayo
Life couldn`t get better
(Life couldn`t get better)

Nol choum bon sungan a miracle (a miracle)
I love you baby and I`m never gonna stop

Life couldn`t get better (hey~)
Nan nol pume ango nara
Purun darul hyanghe nara (ho~) 
Jamdun noui ib machul koya
Life couldn`t get better (hey~)
Noui mame munul yoro jwo
Gude ne sonul jabayo
Life couldn`t get better

Life couldn`t get better (hey~) 
Nan nol pume ango nara
Purun darul hyanghe nara (ho~) 
Jamdun noui ib machul koya
Life couldn`t get better (hey~) 
Noui mame munul yoro jwo
Gude ne sonul jabayo
Life couldn`t get better
Life couldn`t get better, Life couldn`t get better

Balerina Cantikku


Balerina cantikku

          Alunan musik   klasik  yang merdu mengalun indah mengiringgi balerina yang sedang menari indah, dan saat gerakan terakhir, musik berhenti. Tepuk tangan dua orang yang sedari tadi melihatnya. “ bagus Vin, penampilan kamu semakin bagus saja” kata bu Ratih pelatih balet Vindy. “iya Vin, kamu hebat, aku seperti melihat malaikat menari” tambah Daniel pacar Vindy. “makasih bu, dan Daniel kamu lebai!!” kata Vindy. “ lho Vin aku serius, sungguh aku tadi terhipnotis dengan tarianmu” kata Daniel. “waktunya pulang ayo pulang” sahut bu Ratih sebelum Vindi menjawab, bu Ratih memeng sering melakukan itu karena bila dibiarkan mereka akan terus mengejek satu sama lain.

Vindi memang kursus balet empat kali seminggu, diantaranya Ia les privat dgn guru pribadi seperti sekarang. Vindi memang dikenal dgn tarian baletnya berbagai tropy dan medali menghiasi ruang – ruang di rumahnya. Sedangkan Daniel pemain basket yang hebat, ia juga seorang gitaris yang mahir mencipta lagu. Mereka sering dipanggil putri dan pangeran sekolah karena selain mereka membanggakan mereka juga diakui jenius.

Tiap minggu Daniel setia menemani Vindi latihan dan sebaliknya. Dengan mobil sport merah milik Daniel mereka melesat meninggalkan bu Ratih yang di jemput oleh pak Putra guru olahraga sekaligus suami bu Ratih.

“Vin kita jalan dulu yuk! Udah lama nich gak ke café choco lover” ajak Daniel tiba – tiba. “boleh juga tuch, sekalian ya nanti kita ke mall bentar aja” jawab Vindi. “iya, tapi kamu pamitan dulu aja. Telpon atau sms tante widya” katanya mengingatkan. “ni baru aja aku sms, kamu ada lomba band kan minggu depan?” kataVindi sambil mengutak atik ponsel pinknya. ”bukan lomba besar, hanya lomba yang diadakan sekolah daerah sini aja” jawabnya santai. “tetep aja itu lomda, kalau menang bangga, kalau kalah malu” jawabnya agak ketus. “aku tahu, sebulan lagi kamu juga ada lomba antar sekolah kan?” katanya. “iya, eh udah deket ya?” tanyanya. “udah sampai kale” kata Daniel dengan nada mengejek.

Setelah turun dari mobil Vindi berlari kecil menyapa seseorang yang di kenalnya. “mbak Laila, apa kabar?” sapanya pada pemilik café itu. “eh.. Vindi sudah lama gak mampir ke sini, mbak baik” jawab Laila ramah. “maen tinggal aja, aku kira kamu hilang.. eh malah ngobrol di sini” kata Daniel sewot karena di tinggal. Vindi segera minta maaf karena Daniel yang suka ngambek kayak anak kecil, sedangkan mbak Laila hanya tersenyum geli melihat mereka. Tak lama kemudian mereka baikan lalu duduk di tempat kesukaan mereka dan melihat menu.

“eh liat deh.. ada menu baru chocolate love, apa`an ni mbak kok kayak lagu korea?” celetuk Vindi. “namanya emang terinspirasi dari lagu itu tapi chocolate love ini coklat berlapis dengan rasa yg beda. Maksudnya tuch cintakan rasanya beda-beda, bkin seneng, sedih, dalau dll. Lapisan terbawah Belgian, trus coklat rasa sroberi, coklat putih, coklat keju, dan es krim” jawab mbak Laila. “wiiihhh kayaknya enak tu mbak pesen 2 dong.. hehe” kata Daniel semangat. “trus apa lagi?” kata mbak Laila sambil menulis pesanan. “hot chocolate.. lho.. eh.. hahaha..” kata mereka bersama-sama. “wihh kompak banget sich?” sindir mbak Laila. “iya dong mbak” jawab Vindi. “oke..oke 2 chocolate love & 2 hot chocolate, ada lagi?” kata mbak Laila memastikan. “ga ada mbak ini aja cukup” jawab Daniel santai. “oke tunggu sebentar yaa!” kata mbak Laila dengan nada ramah.

Sementara mbak Laila pergi Vindi dan Daniel ngbrol ditemani suara piano yang merdu oleh kak Divo, serta lantunan lagu dari kak Karina pagawai café yang juga dekat dengan mereka. Café choco memang merupakan café andalan mereka, bahkan café ini awal perkenalan resmi mereka, melewatkan waktu disini merupakan kebiasaan mereka. Tak lama menunggu pesanan datang, tanpa tunggu waktu lagi mereka melahap makanan mereka. Tiba-tiba ponsel Daniel bordering, awalnya dibiarkan oleh Daniel namun akhirnya Vindi memaksa Daniel mengangkatnya dan Daniel menurut.

 “huff.. ini Niko, pasti hal yang ga jelas lagi” umpatnya. “sudahlah Dan angkat saja dulu” rayu Vindi lagi agar mau mengangkat telponnya. “baik-baik. Halo ada apa?” katanya mulai bicara. “lama buangetss si bro capek ni!” keluh Niko nan jauh di sana (?). “Gue lagi makan, kalau ga ada yang penting ga usah ganggu dech” jawab Daniel ketus karna acara makannya di ganggu. “eits…. Jangan dulu boss, penting ni. Kata panitia lomba band kali ini menggunakan system gugur, katanya sich biar seru & agak lama`an dikit, dan kita ga bakal ketemu sama Scorpio Boys di grub A. mereka di B. kalau band lainya bisa loe lihat di e-mail loe, udah gue kirim.” Jelasnya panjaaaaaang melebihi panjang kereta padahal Daniel males-malesan dengernya.

 “udah?”ketus Daniel. “udah si broo, tapi….”omongan Niko terputus saat Daniel mengakhiri telpon lalu mematikan ponselnya dan memasukkannya dalam saku. “ayo lanjutkan makannya, gak ada kabar penting sama sekali” kata Danel.

“jangan muram gitu dong! Senyum dikit please” bujuk Vindi. Akhirnya senyum tipis muncul di wajah Daniel. Tak butuh waktu lama bagi mereka menghabiskan makanan mereka. Seusai makan mereka bergegas pergi ke kasir membayar makanan mereka lalu melesat keluar dan menuju parkiran.

Daniel membukakan pintu untuk Vindi, dan sekejap ia berlari  untuk masuk ke tempatnya. “gimana Vin jadi ya ke mall, sekalian ni pengen beli sepatu” kata Daniel kembali ke moodnya. “iya ntar aku bantu milih, aku juga pengen beli boneka  & gaun atau baju balet baru” kata Vindi.