Selasa, 24 Desember 2013

tugas bahasa Jawa


375_img.jpgGambuh
Dwi  Kusuma

Indriya ingkang bagus
Saumpama wibi marang sunu
Mung supaya urip kuncara lan becik
375_img.jpgKaya surya sing kasuwur
Lan eling marang kabeh wong

Sabtu, 21 September 2013

bissmillah aku siap UN

menghadapai kelas sembilan yang sengit ini membuat sedikit tertekan tapi menyerah bukan pilihan.
menghentikan beberapa aktifitas yang kurang penting seperti media sosial dan menulis di blog ini lah yang kupilih untuk dihentikan sementara dengan buku-buku bacaan yang masih bertumpuk..
tangan sih udah gatel pengen ngetik, tapi UN adalah 4 hari untuk 3 tauhnku nanti si SMA dan mungkin untuk seumur hidup juga.
kini waktunya tawakal, berdo`a untuk yang terbaik, setelah aku menghabiskan waktuku untuk belajat nanti..
bissmillah hirrohman nirrohim, aku siap UN..
mohon do`a bagi semua yang telah merasakan tekanan UN, yang akan, dan yang bersimpati kepada kami..
sekian..
aku akan kembali dengan lanjutan cerita, dan banyak artikel lagi..

Jumat, 26 Juli 2013

reuni SDN watudakon 1



















ungkapan seorang penulis kala jatuh cinta

kepada kamu
Dengan penuh kebencian
Aku benci jatuh cinta
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak
selalu menebak-nebak

Aku benci deg-degan menunggu kamu online .

Dan di saat kamu muncul,
aku akan tiduran tengkurap,
bantal di bawah dagu,
lalu berpikir,
tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu,
di seberang sana,
bisa tertawa.
Karena, kata orang,

cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya,
menghapusnya,
memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta,
semua detail yang aku ucapkan,
katakan,
kirimkan,
tuliskan ke kamu menjadi penting,
seolah-olah harus tanpa cacat,
atau aku bisa jadi kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu.
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa,
atau ada maksud lain,
atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada,
menjalar ke sekujur tubuh,
dan aku merasa pasrah,
gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman,
tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku,
saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan,
aku tidak bernapas,
aku merasa canggung,
aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu
 tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan,
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,
harus dimentahkan oleh hati yang berkata,
Jangan hiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna,
kamu bisa saja tanpa cela, dan aku,
bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini;
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan
aku takut sendirian

Selasa, 14 Mei 2013

legend



The Legend Of
Tangkuban Perahu

Once upon a time in west Java, Indonesia lived a wise king who had a beautiful daughter.   Her name was Dayang Sumbi.  She liked weaving very much.  Once she was weaving a cloth when one of her tool fell to the ground.  She was very tired at the time so she was too lazy to take it.  Then she just shouted outloud.
“Anybody there?  Bring me my tool.  I will give you special present.  If you are female,  I will consider you as my sister.  If you are male, I will marry you”
Suddenly a male dog, its name was Tumang, came.  He brought her the falling tool.  Dayang Sumbi was very surprised.  She regretted her words but she could not deny it.  So she had to marry Tumang and leave her father.  Then they lived in a small village.  Several months later they had a son.  His name was Sangkuriang.  He was a handsome and healthy boy.
Sangkuriang liked hunting very much.  He often went hunting to the wood using his arrow.  When he went hunting Tumang always with him.  In the past there were many deer in Java so Sangkuriang often hunted for deer.
One day  Dayang Sumbi wanted to have deer’s heart so she asked Sangkuriang to hunt for a deer.   Then Sangkuriang went to the wood with his arrow and his faithful dog Tumang.  But after several days in the wood Sangkuriang could not find any deer.  They were all disappeared.  Sangkuriang was exhausted and desperate.  He did not want to disappoint her mother so he killed Tumang.  He did not know that Tumang was his father.  At home he gave Tumang’s heart to her mother.
But Dayang Sumbi knew that it was Tumang’s heart.  She was so angry that she could not control her emotion.  She hit Sangkuriang at his head.  Sangkuriang was wounded.  There was  a scar in his head.    She also repelled her son.   Sangkuriang left her mother in sadness.
Many years passed and Sangkuriang became a strong young man.  He wandered  everywhere.     One day he arrived at his own village but he did not realized it.  There he met Dayang Sumbi.  At the time Dayang Sumbi was given an eternal beauty by God so she stayed young forever.  Both of them did not know each other.  So they fell in love and then they decided to marry.
But then Dayang Sumbi recognized a scar on his Sangkuriang’s head.  She knew that Sangkuriang was his son.  It was impossible for them to marry.  She told him but he did not believe her.  He wished that they marry soon.  So Dayang Sumbi gave a very difficult condition.  She wanted Sangkuriang to build a lake and a boat in one night!  She said she needed to prove him love.
Sangkuriang agreed.  With the help of genie and spirits Sangkuriang tried to build them.  By midnight he had finished  the lake by building a dam in Citarum river.  Then he started building the boat.  It was almost dawn when he nearly finished it.  Meanwhile Dayang Sumbi kept watching on them.  She was very worried when she knew this.  So she made lights in the east.  Then the spirits thought that it was already dawn.  It was time for them to leave.  They left Sangkuriang alone.  Without their help he could not finish the boat.
Sangkuriang was very angry.  He kicked the boat.  Then the boat turned out to be Mount Tangkuban Perahu.  It means boat upside down.  From a distant it looks like a boat upside down.

Selasa, 12 Maret 2013

malaikatku ending



 Malaikatku 
the ending



Melody, Andrean dan keluarganyapun pulang ke rumah Melody.
“cantik sekali melody dengan senyum yang takpernah ku lihat sebelumnya” menurutnya melody seperti sedang berada di tempat terindah. Ia tak berhenti tersenyum sepanjang perjalanan.
“om , makasih ya Andrean udah boleh makan di sini” ucap Andrean usai makan. “sama-sama, om juga seneng kamu bisa makan bareng kita” jawabnya ramah.
 “Om, Andrean mau pamit nih Om. Udah sore” kata Andrean.
“Lho kok buru-buru tapi memang udah sore, kamu pulangnya Hati-hati ya” jawabnya. Andreanpun berjalan pulang ditemani Melody.
 “Mel, aku pulang ya” Andrean berpamitan, Melody hanya mengganguk. Saat Andrean beranjak pergi Melody berteriak “sampai bertemu di sekolah!” sambil mengayunkan tanganya. Tak lama setelah Andrean pergi mobil putih masuk ke halaman Melody, Melodypun berlari menyambutnya.
“astaga tante, om, lama tak berkunjung” ucapnya.
“iya Mel, tante seneng banget denger berita dari papa kamu. Tante juga ada keperluan kemari”jawab tante Rina.
“Raffi ayo masuk, koleksi film Twilight Sagaku dah lengkap lho..!” ucap Melody. “masak?? Jangan-jangan bajakan?” gurau Raffi.
“ya nggak lha, original tau..” jawab Melody sambil berjalan masuk bersama Raffi.
“Susan, akhirnya Melody mu kembali mengalun merdu” kata Rina dalam hati.
“eh Agus, Rina ku kira kalian datang besok” sambut Heru (ayah Melody) di ruang keluarga.
“Rina kalau denger Melody ya pasti buru-buru. Lagian berapa lama kita nggak ketemu, makin tua saja kau hahaha” gurau Agus. Rina segera pergi ke kamar Melody.
“hai hai semua.. boleh ya kalau Melody tante pinjem dulu?” Tanya Rina pada Melody. Melody menjawab dengan anggukan semangat dan segera menuju tantenya.
Rina mengajak Melody ke balkon.
“Mel, karena kamu udah inget semuanya. Tante rasa tante bisa kasih ini ke kamu” kata Rina sambil memperlihatkan liontin yang terbuka. Di dalamnya terdapat dua foto gadis tersenyum gembira.
“karena dulu kamu selalu merasa bersalah setiap melihat foto mamamu, tante nggak pernah bisa kasih ini ke kamu. Mama kamu ingin kamu menjaga kalung persahabatan ia dan tante” kata Rina menjelaskan. “makasih tante, makasih banyak selama init ante selalu ada buat melody. Selalu menjaga Melody, makasih” seru Melody sambil terisak.
“iya sayang sama-sama” jawabnya.
Esok paginya..
“Melody..! ayo berangkat sekolah!” seru Ian keras. “iya, cerewet banget” jawab Melody. “Ian, kemaren Raffi dateng ke rumahku kita nonton film bareng. Seru deh rumah ga bosenin kayak biasanya, dan… blablabla…” cerita (pamer (peace Mel)) Melody pada Ian.
Sejak sampai di kelas Ian sibuk ngumpul sama temen cowok lainnya, ga kayak biasanya Melody dicuekin. Bahkan saat pelajaran tak ada canda gurau dari Ian. Ia begitu serius mengerjakan tugasnya. Dalam hati Melody bertanya. “ni orang kenapa? Salah minum obat?”
Jam istirahat
“Ian ke kantin yuk, ku traktir. Gimana?” ajak Melody. “ngak deh Mel makasih, aku lagi ada perlu sama temen-temen” jawabnya sambil berpaling ke temen-temen cowoknya. “hah bahkan Ian nolak gratisan!! Otaknya rusak kali..?!” kata Melody dalam hati sambil pergi kekantin sendirian.
“loe berhasil banget bikin dia bĂȘte! Haha!” kata Dika. “ini pertama kali melody suram” kata Raffi. “yaela guys gak perlu ada selamat, gue ga tega tau! Kadang juga gua mikir bener ga kalau ngikutin saran loe itu Dik” kata Andrean. “Ndre soal itu ga perlu kawatir, loe udah liat sendirikan. Tinggal sesi terakhir di pesta topeng ntar malem” kata Dika. “semua udah gue atur, gue yakin beres. Tapi loe yakin gak ngebolehin gue jemput Melody?” ujar Andrean. “Andrean kalau loe jemput dia, dia bakal kenal baju sama topeng lho, trus dimana kejutanya?” Tanya Raffi. “ya juga sih” kata Andrean.
Ting tong (bel masuk kelas)
“Ian, Loe dateng ga ke pesta topeng?” Tanya Melody. “duh sorry ya Mel, gue ada urusan keluarga. Penting banget, jadi gue bakal ngelewatin pesta itu. Tapi jangan gara-gara aku kamu jadi gak dateng ya..!” kata Andrean sok serius. “ihh.. gak bakalan, ngapain juga ngelewatin pesta penting gitu..! apalagi demi kamu, sorry ya. Aku bakal dateng meskipun sendiri” jawab Melody yang aslinya marah. “tuh anak bener-bener nyebelin 2 !!” kata Melody dalam hati.
Lagi-lagi Andrean beralasan agar tidak mengantar Melody pulang. Dan Melody hampir kelewat batas emosinya,  di sepanjang jalan ia terus ngedumel tentang betapa menyebalkan dan rasa bencinya ke Andrean. “cowok semuanya sama, awalnya sok baik tapi kalau udah bosen jeleknya keluar semua. Gak pernah gue segini marahnya kecuali sama cowok, dia pikir dia siapa. Anak presiden, super hero, pangeran. Dia itu bukan siapa-siapa, Cuma cowok jelek gak punya hati dan otak!!” kata Melody. Bahkan Melody tak sadar kalau Ian sedang mengikutinya dan mendengar semua ocehanya.
“wah, Melody marah banget, dimaafin gak ya? Ah pasti dimaafin” kata Ian dalam hati. Meskipun teman-temannya melarangnya mengantar Melody pulang, tapi Ian benar-benar mengkawatirkan keselamatan Melody.
“nenek, Melody pulang..!” salam Melody. “ganti baju dulu baru makan siang” tegur nenek Melody melihat Melody menuju meja makan. “iya nek, Cuma minum bentar” katanya. “kakak baru pulang?” Tanya Rika keluar dari kamar. “iya nich, kakak capek banget” jawabnya.
Ting-tong (bel rumah Melody)
“biar aku yang buka nek!” kata Riko bersemangat sambil berlari. “lho kok gak ada orang?” kata Rico kebinggungan. “lho apaan tuch, jangan-jangan bom! Tapi kok bungkusnya pink bunga-bunga?” katanya. “wah ada namanya. Untuk Melody, oh buat kak Melody, dari siapa ya?” lanjutnya. “kak Melody ada kiriman nich” katanya menghampiri Melody. “dari siapa ko?” Tanya Melody. “Riko juga gak tahu, digeletakin di depan pintu” katanya.
Lantas Melody pergi ke kamar untuk membuka kirimannya. “siapa ya, yang kira-kira iseng?” Tanya Melody dalam hati sambil menutup pintu kamarnya. Perlahan Melody membuka kotak itu karena takut ia tertipu. “astaga! Gaun pesta ini kan yang aku inginkan, gaun ini namanya White Snow. Siapa yang ngasih nich? Lengkap lagi sama topengnya” gumam Melody. “dan ini,  sepatu ini malah limited edition yang kemaren  kulihat di mall, eh ada suratnya, semoga ada nama yang ngasih” lanjut melody.

Dear, princess
Aku hanya kawatir kalau kamu binggung memakai gaun apa nanti malam.
Jadi aku bantu dengan caraku, gaun dan sepatu itu tidak buruk bukan?
Ukurannya pas warnanya juga kesukaanmu, ku harap itu akan jadi gaun
Kesukaanmu.

“gitu doing, gak ada nama pengirimnya?” kata Melody keheranan. “tapi, emang bener gaun dan sepatu ini bagus banget” katanya. “liat aja, Andrean pasti bakal nyesel gak bisa liat aku pakek gaun ini ntar malem. Biar tau rasa dia” keluh Melody. Ia kemudian mengambil tas jinjing biru dan turun ke ruang keluarga. “nenek, Melody mau pergi ke salon dulu ya…” pamitnya.
 “tadi katanya gak mood ke pesta? Kok masih siang udah siap-siap?” Tanya Nenek. “iya nih nek, mendadak good mood, bye nek” ujar Melody seraya pergi.
Sementara itu Raffi dan teman-temannya sedang sangat sibuk menata segala sesuatu untuk pesta nanti malam. “Raffi, kebutuhannya udah lengkap belom?” Tanya Dika.
“tenang aja Dik, tinggal dipasang aja kok” jelas Raffi. “pengisi acara, Mc, konsumsi gimana?” Tanya Dika. “iya udah, bawel banget sich. Bantuin ngapa?” protes Raffi. “iyalah ffi, iya” jawabnya.
Jam 18.30, Rumah Melody
“astaga, kenapa ada gaun yang seindah ini” kata Melody melihat bayangan dirinya di kaca.
 “malam ini akan jadi kenangan besar buat gue, sayang banget dia malah ngak ikut!” lanjutnya.
“ Mel, jadi minta anter ga?” Tanya kak Nova dari balik pintu. “eh iya kak, maaf lama” jawab Melody keluar dari kamar.
 “wihh, Mel cantik banget sich. Kakak anterin pakek CBR dengan kecepatan 100km/ jam mau?” goda kak Nova. “boleh, kalau kakak pengen Melody kena serangan jantung” kata Melody meladeni. “hahaha… udah ah ayo berangkat” kata kak Nova. Sekejap mobil sedan hitam melaju.
Setelah masuk ke ruang pesta Melody dapat mengenali Diene dan Cintya yang sedang ngobrol.
 “hai guys” sapanya. Cukup lama sampai Cintya menjawab
“wait, are you Melody? Melody kamu cantik banget!” katanya. “hampir aja gak ngenalin kamu Mel, kamu kayak malaikat dech, apalagi gaun white snow itu” kata Diene. “bisa aja, malaikat itu terlalu berlebihan” kata Melody.
“ok everybody let’s dance. Couple dance” kata Raffi sbagai mc dan alunan music lembut pun dimainkan.
“Diene mau kan dansa sama aku” kata cowok berbaju coklat yang jelas adalah Dika. “boleh” jawab Diene. “Cin let`s dance with me” ajak Raffi. “like you say, let’s dance” jawabnya.
“sepupuku yang cantik, aku duluan ya” pamit Raffi mengoda Melody.
“sendirian princess?” Tanya seseorang berpakaian white snow couple dengan Melody.
 “princess? Kamu yang ngasih gaun ini?” Tanya Melody.
 “bisa jadi iya, tapi ngak penting” jawabnya seraya menarik tangan Melody untuk dansa.
 “caranya maksa orang kayak Ian, tapi ngak mungkin” Melody berbisik dalam hati. Orang di depannya ini begitu memukau Melody dengan cara dansanya, senyumannya dan cara bicaranya yang menurut Melody seperti dibuat-buat. Sesaat Melody lupa tujuannya datang untuk menunjukkan seberapa tidak pentingnya Ian, meskipun Ian sebenarnya memang penting.
“sedang mencari seseorang?”
“hmm.. tidak, hanya sedang memikirkan seseorang yang sangat menyebalkan” keluh Melody.
“hahaha… tapi bukankah dia istimewa?”
“entahlah, kurasa aku kenal dirimu”
Seketika Melody menarik topeng yang dikenakan Ian, sontak Melody kaget melihat Ian

“astaga Mel, kufikir kejutan ini nantinya  akan berhasil. Tunggu sampai orang yang mengatur semua ini datang memarahimu”
“sudah kuduga, kejutan apa?”
“karna sudah terlanjur. Kufikir kita langsung saja teman-teman”
Katanya memberi petunjuk.

“Melody  hari ini adalah hari terindah, kecuali bila dirimu menolak menjadi pacarku”
“hari ini adalah hari terindah untukmu, dan tentu saja untukku”
“benarkah, sungguh tadinya aku sudah cemas kau akan menolakku”
“sudahlah jangan banyak bicara, Raffi mainkan musiknya!!”
Dan mereka menikmati hari terindah dalam hidup mereka



tamat